August 18, 2010

Cerpen 100 kata: Dusta

“Setahun ini sebelum aku mengenalmu, ada seseorang yang membuat hatiku tergerak yang aku tidak bisa lepaskan. Maafkan aku tidak bisa melangkah bersamamu.” ucap Rey lugas dengan nada dasar C minor yang paling hambar.

Petir di siang bolong menyambar ganas menghantam tengkorak kepalaku. Badai gurun berhembus kencang memporak-porandakan hidupku. Bumi yang kupijak terbelah menelanku dalam jurang gelap tanpa dasar. Aku ingin kembali ke rahim bunda dan tidak pernah dilahirkan.

“Iya Rey, makasih sudah memberi-tahukan ini. Aku ikut berdoa semoga kamu bisa bahagia bersamanya. Kalo kamu bahagia, insya Allah aku juga ikut bahagia.”

Rey melangkah gontai, mengusap air mata yang perlahan luruh.

No comments:

Post a Comment